LCKINEWS.COM|Blora—Seminar Migas Nasional yang diselenggarakan BPC LCKI (Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia) Kabupaten Blora digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Kamis (16/10/2025) pukul 09.00 WIB. Agenda utama membahas “Implementasi Permen ESDM Nomor 14 Tahun 2025 serta tantangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pengelolaan sumur masyarakat.”
Kegiatan menghadirkan narasumber antara lain Presidium LCKI Pusat, perwakilan Kementerian ESDM/SKK Migas, PT Pertamina EP, Kepala PPSDM Migas Cepu, anggota Komisi XII DPR RI, serta Komite Eksplorasi dan Pembangunan Aspermigas Pusat Suhariyadi Suharja.
Fokus diskusi menyoroti penerapan regulasi baru dan standar K3 pada sumur-sumur masyarakat agar sejalan dengan ketentuan keselamatan migas nasional.
Rudi Eko Hariyanto Ketua LCKI Blora/Dok.Redaksi
Menurut ketua panitia seminar Rudi Eko Hariyanto, seminar ini ditujukan untuk pemangku kepentingan sektor migas di daerah—termasuk pengelola sumur masyarakat, pemerintah daerah, aparat, dan komunitas profesional—agar terdapat pemahaman yang selaras mengenai regulasi, peran pembinaan, serta tata kelola keselamatan kerja.
“Seminar ini menjadi wadah dialog kritis agar seluruh pemangku kepentingan memahami arah kebijakan Permen ESDM 14/2025, yang mengatur tata kelola dan keselamatan pada sumur masyarakat, terutama di daerah penghasil minyak seperti Blora, “ jelas Ketua BPC LKCI Blora.
Dikatakan Rudi hasil pembahasan di seminar ini akan menjadi rujukan awal bagi penguatan kepatuhan K3 dan sinkronisasi kebijakan teknis di tingkat daerah, sejalan dengan mandat Permen ESDM 14/2025. Migas dan Kedaulatan Energi Rakyat: Blora Jadi Pusat Bahasan Implementasi Permen ESDM 14/2025.
Migas Rakyat dalam Tekanan Regulasi, Blora Jadi Laboratorium K3 Nasional
Migas Rakyat dalam Tekanan Regulasi, Blora Jadi Laboratorium K3 Nasional
Anggota Badan Penanggalungan Bencana Daerah (BPBD) Blora menunjukkan lokasi kebakaran sumur minyak rakyat di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (18/8/2025). (Foto Dok. Antara)

Laboratorium Energi Rakyat
Sementara Roy Kurniadi, pengamat sektor Minyak dan Gas di Blora mengungkapkan, sebagai daerah yang memiliki sejarah panjang dalam industri perminyakan rakyat, Blora dinilai tepat menjadi lokasi seminar ini.
Banyak sumur tua di wilayah ini masih dikelola masyarakat secara tradisional, dengan potensi besar namun berisiko tinggi terhadap keselamatan kerja. Melalui seminar nasional ini, peserta diharapkan mampu memahami peran regulasi sebagai jembatan antara produktivitas dan perlindungan pekerja.
“Permen ini bukan sekadar aturan, tapi arah baru menuju tata kelola migas yang berdaulat dan aman bagi masyarakat,” jelas Roy yang juga Pemred Majalah Monitor Ekonomi.
Roy Kurniadi menambahkan diharapkan melalui forum ini akan menghasilkan sejumlah rekomendasi awal terkait peningkatan pembinaan teknis, peningkatan standar K3 di sumur masyarakat, serta skema kemitraan antara pemerintah daerah dan perusahaan migas.
“Diharapkan hasil seminar menjadi acuan nasional untuk penguatan tata kelola migas berbasis masyarakat yang aman, produktif, dan sesuai regulasi nasional, ‘’ paparnya.
Dengan tema besar Transformasi Migas untuk Kemandirian Energi Nasional, Seminar Migas Nasional di Blora ini menegaskan peran daerah dalam menyokong kebijakan energi berkelanjutan dan menjadi contoh sinergi nyata antara pemerintah pusat, industri, dan rakyat.
Sumber dikutip dari : opinipublik.co
Editor : Tim Redaksi


Rudi Eko Hariyanto Ketua LCKI Blora/Dok.Redaksi










